CEO JPMorgan Jamie Dimon kembali berikan penglihatan skeptis kepada Bitcoin. Kesempatan ini masalah buah pikiran keseluruhan persediaan Bitcoin yang cuman terbatas sejumlah 21 juta coin.
“Bagaimana Anda ketahui itu dapat stop di 21 juta? Mungkin menggapai 21 juta dan gambar Satoshi dapat tampak dan menertawai kalian semua. ” kata Dimon waktu membicarakan kripto diambil dari CNBC, Selasa (24/1/2023) dalam suatu interview.
Satoshi Nakamoto sendiri merupakan nama kedok yang diketahui jadi pembuat Bitcoin. Sampai sekarang belum tahu nyata siapa pribadi asli Satoshi si pembuat Bitcoin.
Ini bukanlah pertama kali ia mempersoalkan persediaan Bitcoin. Secara teoritis, batasan persediaan absolut dapat memberinya Bitcoin kelangkaan yang makin besar ketimbang mata uang yang dikeluarkan pemerintahan di dunia.
“Kalian membaca algoritma? Kalian yakin itu? Entahlah, saya terus skeptis dengan perihal-perihal sesuai itu,” tangkisnya di dalam acara Institute for International Finance Oktober saat lalu.
Kenyataannya, banyak yang udah membaca algoritme Bitcoin sebagai sumber terbuka dan bisa disaksikan secara bebas oleh penjuru dunia. Sama yang diperlihatkan oleh Jameson Lopp, satu diantaranya pendiri perusahaan dompet Bitcoin Casa, batasan persediaan Bitcoin secara implisit ditegakkan hanya cukup 5 baris code.
Benarnya, Bitcoin diprogram untuk memotong 1/2 tingkat penerbitan pasokannya tiap-tiap 210.000 block, yang lebih kurang tiap-tiap 4 tahun. Sedang 50 BTC baru dikeluarkan per block di 2009, cuma 6,25 BTC yang ditambahi ke tiap-tiap block ini hari.
Insiden ini, yang dimaksud “halving”, diprogram untuk berlangsung cuma 33 kali, seterusnya hadiah block Bitcoin dapat dipotong jadi 0. Ini hendak terjadi di 2141, dengan kesimpulan tak ada perombakan sebelum saatnya itu, kata pengembang Bitcoin Luke DashJr.
Matematika dibalik proses halving ini bekerja demikian rupa maka dari itu persediaan Bitcoin tidak bisa sentuh atau melebihi 21 juta.