Beberapa ilmuwan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) tengah meningkatkan spektrometer massa yang bisa menemukan uap bahan peledak, yang bisa dipakai bersama dengan anjing terbiasa untuk menambah keamanan lapangan terbang.

Metode ini dapat tawarkan teknik bisa semakin cepat serta tiada contact untuk menemukan bahan peledak ketimbang metoda penyekaan yang sekarang dipakai oleh Transportation Security Administration (TSA).

Club ini didukung oleh program Next-Generation Explosives Trace Detection (NextGen ETD) dari Department of Homeland Security, yang dibikin untuk tetap mengikut perubahan perkembangan bahan peledak baik dari luar ataupun dalam negeri.

Beberapa ilmuwan sudah merampungkan tiga babak pengecekan sampai kini, yang libatkan pengukur udara di kitaran nyaris 100 contoh bahan peledak yang tidak sama yang diumpetkan dalam kombinasi paket yang tidak sama.

Daftar kriteria untuk meningkatkan instrument operasional tengah dibikin menurut data pengecekan, yang bisa dipakai oleh DHS untuk putuskan partner industri yang mana mesti dikontak untuk meningkatkan tehnologi yang dibutuhkan, serta untuk bekerjasama dengan project mirip di Eropa.

Sementara anjing perayap sekarang dipakai untuk menemukan bahan peledak terpendam di lapangan terbang, beberapa ilmuwan dari MIT Lincoln Laboratory’s Biological and Chemical Technologies Grup tengah berusaha untuk membikin metoda mekanis yang bisa menyerupai kebolehan mereka.

Laboratorium ini sudah gunakan spektrometer massa untuk menolong latih anjing perayap bom, suatu project yang disebut sisi dari Detection Canine Program dari Science Technology Directorate (S&T) di Department of Homeland Security.

Pakai spektrometer

Club ini gunakan spektrometer untuk menghitung uap bahan peledak manfaat mendalami kriteria untuk membikin metode diagnosa bahan peledak operasional, yang bisa bekerja dengan armada anjing perayap.

Penelusuran bagasi kabin sekarang di lapangan terbang libatkan dua susunan keamanan. Penumpang letakkan barang tentengannya di atas ban jalan yang melalui mesin sinar-X, jikalau suatu tas didorong ke samping, agen TSA dapat membuka untuk mengecek didalamnya serta gunakan kain penyeka di tas untuk cari endapan bahan peledak. Dalam beberapa kejadian, anjing terbiasa lengkapi penyekaan itu.

Sementara penyeka menemukan endapan bahan peledak lewat contact serta analisa kimia, anjing perayap mendeteksinya dengan mengendusi sinyal tanda uap. Bahan peledak tinggalkan tapak pada udara, serta diagnosa nonkontak yang gunakan tanda-tangan uap ini punya potensi semakin lebih cepat ketimbang penyeka.

Rekayasa di University of Rhode Island

Beberapa ilmuwan MIT mengharapkan bisa gunakan data yang sudah mereka mengumpulkan buat bikin daftar kriteria untuk meningkatkan instrument operasional, yang bisa dipakai oleh DHS untuk putuskan bagaimanakah caranya mengabari partner industri untuk meningkatkan tehnologi yang dibutuhkan, serta dalam mengoordinasikan usaha mereka dengan usaha mirip di Eropa.

Club ilmuwan sudah mengerjakan pengecekan dalam tempat rekayasa bahan peledak di University of Rhode Island, yang disebut sisi dari program Awareness and Localization of Explosives-Related Threats (ALERT) di Northeastern University, suatu Pusat Keunggulan DHS yang terbagi dalam beberapa kampus.

Mereka menyatukan beberapa ribu pengukur untuk mendalami bagaimana kombinasi contoh yang tidak sama pengaruhi tanda-tangan uap bahan peledak yang diumpetkan.

Club ini pula memiliki rencana untuk gunakan data itu untuk menyurvei bagaimana algoritma pemrosesan data beresiko di kemampuan instrument serta diagnosa.

By knlasia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *